Posts Tagged ‘Kampung Cipicung’


Tenangnya gemericik air, merdunya siulan burung, segarnya udara dan nikmatnya jatuhan air Gunung syawal.

Perjalanan menuju lokasi jatuhan air ini memang cukup menantang dengan kondisi jalan yang berkelok-kelok dan kondisi aspal jalanan yang lumayan baik, namun terkadang kita harus menepi apabila ada kendaraan dari arah berlawanan datang. Yah memang wajar karena lebar jalan yang hanya cukup dilalui oleh satu kendaraan saja dan bagi pengemudi ini menjadi tantangan tersendiri. Bila kita berasal dari arah Bandung kita dapat mengambil jalur ke arah Limbangan tepatnya mengambil arah kiri saat bertemu persimpangan jalan di daerah Nagrek, melewati daerah gentong dan berbelok ke kiri kira-kira lima menit dari SPBU Gentong untuk menuju Panjalu atau dikenal dengan jalan raya Panjalu – Kawali. Jalanan disini memang baik hanya saja kita harus hati-hati karena terkadang kendaraan roda dua suka tiba-tiba muncul. Melewati alun-alun Panjalu, hingga kita harus berbelok ke Kampung Cipicung desa sandingtaman hingga menuju Kampung Nanggela.

Saat menemukan jajaran warung-warung dan tempat penitipan kendaraan tandanya kita telah sampai di area Wisata Alam ini. Tampak dari kejauhan curug Tiga dan curug Lima yang tampak sangat kecil.

Jadi tujuan saya sebenarnya kemana yah?

Ternyata yang menjadi tujuan saya adalah Wana Wisata Alam Curug Tujuh Cibolang. Sebelum menuju gerbang Wana Wisata ini, kita akan menemukan portal dari bambu, bagi kendaraan roda dua yang hendak lewat harus membayar tiket seharga Rp. 2.000,- sedangkan kendaraan beroda lebih dari dua bisa diparkir disini dengan tarif parkir Rp. 3.000,- hingga Rp. 5.000,-. Dan bagi yang tidak ingin membayar bisa menitipkan kendaraannya kepada pemilk warung walaupun nanti juga harus membayar biaya parkir! Yah setidaknya tidak perlu membayar dua kali. Setelah melewati portal bambu kira-kira 5 menit berjalan kita akan melihat gerbang masuk menuju tempat wisata ini. Dengan membayar Rp. 5.000,- kita sudah bisa menikmati sepuasnya wana wisata alam ini plus asuransi jiwa juga.

Luas lokasi wana wisata ini sekitar 40 hektar pada areal hutan/perkebunan milik Perum Perhutani, merupakan objek wisata air terjun dengan dinding alam Gunung Sawal yang menjulang tinggi. Wana wisata ini terletak pada ketinggian antara 800 –900 m dpl, konfigurasi lapangan umumnya bergunung. Kawasan ini mempunyai suhu udara antara 17 – 180 C.

Wana Wisata Curug 7 Cibolang digunakan untuk wisata harian dan wisata berkemah juga. Kegiatan wisata harian yang dapat dilakukan adalah mandi di air terjun, piknik, jalan santai, Trekking dan melihat Adu Babi, sedangkan untuk kegiatan berkemah tersedia 1 kompleks Camping Ground seluas + 2 ha.

Gemuruh air, siulan sang burung serta rindangnya pepohonan membuat saya ingin berlama-lama dan ingin segera menuju lokasi curug berada. Melewati anak tangga satu demi satu hingga bertemu dengan tangga berjumlah + 30 buah dengan kemiringan hampir 45 derajat cukup membuat ngas nges ngos juga nih. Diujung tangga kita bisa melihat petunjuk lokasi curug, untuk curug satu hingga lima ke arah kanan sedangkan curug enam & tujuh kearah kiri.

Kita mulai dari curug satu, dari tempat petunjuk arah tadi kita harus berjalan lagi sekitar 5 menit jarak yang harus ditempuh antara curug satu dengan yang lainnya, kecuali curug satu & dua dan Curug empat & Curug lima karena berdekatan lokasinya. Curug satu adalah curug yang paling besar dengan ketinggian hampir mencapai 120 meter dengan lebar sekitar 15-20 meter dan disisi kirinya terdapat tebing datar, sedangkan lokasi curug dua berada dibawahnya tapi menurut saya sih ga terlalu keliatan curug ke-2 ini.

Untuk menuju curug selanjutnya kita harus melewati curug satu jadi mau ga mau kita akan merasakan segarnya air curug dan bagi yang mau berendam atau dipijat oleh jatuhan air bisa juga. Dan konon kabarnya di salah satu curug ini ada yang yang mempunyai khasiat untuk menyembuhkan berbagai penyakit kulit. ”Karena air terjun yang mengalir berasal dari kawah Gunung Sawal diketahui mengandung belerang.

Selanjutnya kita akan mengunjungi curug tiga sampai lima. Dua curug pertama yang akan kita jumpai selanjutnya adalah curug empat (Curug cibolang), loh kenapa curug tiganya dilewat? Bukan dilewat sih tapi Karena memang posisi curugnya yang berjajar dari curug tiga sampai lima dan posisi curug tiga ini berada di atas curug empat, sedangkan curug lima berada dibawahnya curug empat seperti curug satu & dua yang lokasinya berdekatan.

Curug empat ini mempunyai ketinggian sekitar 30-50 meter dengan lebar kira-kira 5 meter, namun yang menjadi ciriny adalah curug ini bertingkat walaupun tingkatannya pendek. Awalnya memang saya mengira ini curug tiga karena jatuhan airnya ada tiga tetapi setelah melihat peta ini memang curug empat. Selanjutnya curug lima atau Curug Cimantaja disebut demikian konon katanya berasala dari kata Cimata Raja atau air mata Raja, posisinya mirip dengan curug dua yang berada dibawah dan menurut saya curugnya memang tidak terlihat.

Lanjut ke curug tiga, jalan menanjak sedikit extrim buat yang tidak terbiasa akan menjadi tantangan tersendiri. Hingga akhirnya sampai di curug tiga, kondisinya hampir sama dengan curug empat, namun yang membedakan hanya disini terdapat banyak batu-batuan dan rimbunnya pohon, selain itu kita juga bisa melihat pelangi yang indah di curug ini. puas menikmati curug tiga kita lanjutkan ke curug berikutnya.

Melewati aliran air curug yang berbatu hingga melewati turunan yang lumayan. Disepanjang jalan kita bisa melihat pemandangan hutan pinus yang berjejer dan kita akan melewati kembali curug satu hingga ke posisi petunjuk arah tadi berada. Curug enam (Curug Cileutik) dan Curug tujuh (Curug Cibuluh) adalah dua curug terakhir, mempunyai ketinggian sekitar 50 meteran itu juga menurut ibu-ibu penjual makanan di warung yang dengan ramah akan meminta kita untuk mampir diwarungnya untuk sekedar istirahat sambil jajan. Dan menurut ibu tadi curug yang paling bagus yah curug satu ini karena memang yang palingg besar dan saya juga setuju.

karena penasaran saya pun melanjutkan perjalanan menuju curug enam & tujuh, ternyata kondisi jalan yang sangat licin cukup sulit dan juga berbahaya apalagi bagi yang tidak terbiasa dan saya pun menyarankan agar tidak mengunjungi lokasi curug enam & tujuh ini. setelah sekian lama berjalan akhirnya saya sampai juga. Bentuk curug yang hampir berbentuk urup “S” terlihat indah ditambah dengan kondisi lingkungannya yang sejuk walau tetap kita harus berhati-hati karena kondisi bebatuan yang dipenuhi umut. Lokasi curug tujuhnya pun berada dibawah nya, dari jauh terlihat warna air yang berada dalam kolam kecil berukuran 3 meter berbentuk setengah lingkaran berwarna hijau seperti warna air di Cukang Taneuh atau Green Canyon.

Sebenarnya saya ingin untuk berendam, namun harus saya urungkan karena tidak tahu berapa kedalaman kolam tersebut. setelah puas saya kembali menuju area pintu masuk tadi, sambil beristirahat dan berganti baju sambil menikmati segarnya udara dan gemericik air. Ternyata menurut penduduk sekitar selain curug tujuh tadi masih ada satu lokasi wisata lagi yang cukup menarik yaitu, Batu kereta api disebut demikian karena memang bentuk batunya yang besar-besar seperti gerbong kereta dan berjejer kebelakang sebanyak 12 buah. namun untuk mencapai lokasi ini kita harus siap untuk berkotor-kotor karena kondisi jalannya yang masih berupa tanah merah serta harus dipandu penduduk setempat karena memang jarang orang mau kesana.

Sedikit info ternyata Wana Wisata ini dapat ditempuh Sekitar 7 km dari jalan raya jurusan Panjalu-Kawali. Selain itu Wana Wisata ini juga dapat dicapai dari beberapa kota, misalnya dari Bandung dapat ditempuh dengan jarak + 135 Km, dari kota Cirebon sekitar dengan jarak +81 km dan dari Kota Ciamis sendiri dapat ditempuh dengan jarak + 31 Km.

Ayo nikmati pesona Alam Indonesia yang takkan pernah habis untuk dinikmati